Minggu, 17 April 2011

PERJALANAN VIII : KOTA LAMA - MA CHUNG

STASIUN MALANG KOTA LAMA merupakan awal transportasi Kereta Api di Malang. Didirikan pada tahun 1879, Stasiun ini melayani MALANG STOOMTRAM MAATSCHAPPIJ (MSM) dengan rute Kepandjen—Malang—Toempang. Stasiun ini masih difungsikan hingga saat ini, meski fungsinya sebagai stasiun utama telah tergantikan dengan dibangunnya Stasiun Malang Kota Baru pada tahun 1941,oleh arsitek J van Der Eb. Perjalan kali ini kita akan menyusururi Jalur Rel Kereta api peninggalan MSM , sampai di STASIUN JAGALAN (MLJ). Dahulu Stasiun Jagalan merupakan Stasiun yang menghubungkan Stasiun Kota Lama dan Stasiun Belimbing. Dari stasiun Jagalan, jalur Stoomtram membelah alun—alun dan jalan Kayoetangan lurus menuju stasiun Belimbing.

Setelah melalui stasiun Jagalan, Kita akan mengunjungi Pangkalan Angkatan Laut Malang. Keberadaan Pangkalan Angkatan Laut di Kota Malang juga merupakan bagian sejarah yang unik. Pangkalan ini merupakan Pangkalan Khusus karena berada di tengah kota jauh dari Tepi pantai. Di Indonesia terdapat tiga pangkalan Angkatan Laut khusus, yaitu di Bandung, Jogjakarta, dan Malang.

Daerah sekitar Pangkalan Angkatan Laut, merupakan daerah yang dirancang sebagai daerah Perumahan dan pendidikan. Salah satu yang masih dapat dicermati adlah keberadaan Gedung SMAN 5 Malang. Sejak pertama kali didirikan Gedung tersebut memiliki fungsi sebagai tempat pendidikan. Sebelum berubah menjadi SMAN 5, Perguruan MALANG CHUNG HWA XUE XIAO (Perguruan TiongHwa Malang/MACHUNG) merupakan pemilik gedung tersebut. Seiring dengan riwayat pergolakan politik dan pelarangan Bahasa dan Budaya Cina di Indonesia maka Perguruan tersebut ditutup, kemudian beralih menjadi SMAN 5 Malang. Diakhir perjalanan kita akan melintasi Pabrik Rokok BENTOEL yang menjadi LEGENDA industri Rokok di MALANG.



PERJALANAN IX : SOEKOEN

Pembangunan daerah Soekoen dan sekitarnya merupakan hasil Keputusan dari Gemeenteraat pada tanggal 26 Agustus 1919 dan 26 April 1920, yang tertuang dalam Bouwplan III. Perluasan kota ke arah Tenggara tersebut adalah guna memenuhi kebutuhan akan area Pemakaman bagi Orang Belanda dan Kristen (Christen Begraafplaats) yang tinggal di Malang. Kompleks Pemakaman Soekoen masih tetap digunakan hingga saat ini. Banyak kisah sejarah terkubur didalamnya, salah satunya adalah keberadaan Kompleks pemakaman khusus bagi para pemuka Agama Roem Katholiek. Pendiri Lavallete Kliniek, Herr Lavallete juga dimakamkan disana.

Seiring dengan pembukaan lahan baru di daerah Soekoen, semakin banyak pula bangunan lain yang didirikan didaerah tersebut beberapa diantaranya yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini adalah Rumah Sakit Tentara Tk.II Dr. Soepraoen. Adapun lahan yang kini menjadi lokasi rumah sakit tersebut dahulu merupakan lokasi dari Christen Zending Zeikenhuis. Sedangkan sesuai dengan BouwPlan I, yang menempatkan daerah sekitar Klojen dan alon—alon Bunder sebagai pusat militer dan pemerintahan, maka lokasi awal dari Rumah Sakit Tentara (Militair Hospitaal) terletak di lokasi yang ditempati oleh RSU Saiful Anwar saat ini. Seiring dengan perkembangan Jaman, maka lokasi tersebut ditukar.

Tak Jauh dari Lokasi RST, berdiri megah Majelis Agung Gereja Kristen Jawi Wetan dengan bangunan yang dikenal dengan Balai Wiyata. Perkembangan Jemaat Kristen Jawa Timur ini dimulai di dari sebuah desa kecil di selatan Jombang, yang dikenal dengan Mojowarno. Keberadaan Jemaat GKJW ini tak dapat dilepaskan dari perjuangan tokoh Paulus Tosari, yang memimpikan Gereja yang sesuai dengan Kultur dan Masyarakat Jawa Timur.


PERJALANAN X : KAWI STRAAT

Menelusuri Kawi Straat atau Djalan Kawi akan membawa kita kembali dalam ingatan akan pengembangan Kota Malang oleh Ir. Herman Thomas Karsten. Dalam Bouwplannya yang ke V dan VII, Ir. Karsten mengembangkan Kawasan barat kota dengan menggunakan nama gunung—gunung sebagai nama jalannya, sehingga kawasan ini dikenal dengan BERGENBUURT.

Awalnya Kawasan ini diperuntukan sebagai perumahan elite Kaum Eropa dan Fasilitas Umum penunjangnya. Sebagaimana dapat kita saksikan saat ini di Kawasan tersebut berdiri Stadion olah raga yang sekarang dikenal dengan Stadion GAJAYANA dan Kolam Renang (schwimmbad) dimana para penduduk keturunan Eropa menghabiskan waktu luangnya.

Kawasan tersebut juga menyimpan sejarah beridirinya Akademi Pemerintahan Dalam Negeri pertama di Indonesia (APDN) yang merupakan cikal bakal STPDN /IPDN. Didirikan pada 24 September 1956, berdasarkan SK Mendagri No Psend 1/20/565 tertanggal 1 Maret 1956. Pendirian APDN yang terletak dipojok Jalan Kawi dan Jalan Bareng tersebut bertujuan untuk memenuhi kebutuhan kader aparatur pemerintah di tiap daerah.

Berbelok ke arah Selatan, kita akan memasuki Kawasan Idjen Boulevard yang sangat terkenal di masa Kolonial. Kawasan Idjen merupakan jantung pemukiman warga Eropa di Malang. Kawasan Ini ditata begitu asri dengan jajaran pohon palem yang rapi dan tetap dilestarikan keberadaannya sebagai salah satu Landmark Kota Malang hingga saat ini.

Perjalanan kita akan ditutup dengan mengunjungi Museum Brawijaya. Museum Brawijaya merupakan Salah satu Museum Militer yang menyimpan banyak benda-benda bersejarah dari masa perjuangan Kemerdekaan dan Revolusi mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.